Aku Suka Team Pick Mu
Menjadi seorang fotografer
profesional adalah cita – citaku sejak kecil karena dulu pamanku adalah seorang
fotografer dan aku sangat ingin menjadi keren sepertinya, keseharianku saat ini
hanyalah seorang freelance fotografer dan sering memotret para turis yang
datang ke pantai lalu beberapa kebutuhan fotografer yang lainnya. Aku sangat
mencintai pekerjaanku ini karena aku bisa memberikan rezeki kepada orang lain
dan membuat orang lain bahagia, tidak banyak orang yang mencintai pekerjaan nya
setulus hati. Oh iya perkenalkan namaku Boby, beberapa orang di daerahku sudah
cukup mengenalku dengan sebutan “Boby Si Fotografer”. Beberapa kali aku diajak
oleh temanku untuk memotret cewe – cewe yang pakai bikini seksi di pantai,
tentu saja hal tersebut membuat titidku tegang melihat cewe pakai bikini
tersebut. Beberapa cerita rekan sesama fotografer ada juga yang mendapat job
memfoto cewe telanjang, tentu saja aku langsung kaget mendengar cerita tersebut
sampai aku bergumam “ah masa sih bisa gitu” bahkan yang lebih parah nya mereka
sampai ngentot di studio tempat pemotretan tersebut. Aku yang mendengar cerita
tersebut pun merasa sial kenapa belum pernah mendapatkan job seperti itu
padahal aku pengen ngentot juga karena hingga sampai saat ini aku masih saja
perjaka dan ingin segera melepas keperjakaanku.
Dari pada aku terus befikiran seperti itu terus - menerus
mending aku fokus dengan pekerjaanku karena aku merasa uang jauh lebih penting
dari pada sekedar ena – ena, seperti biasa aku pergi ke pantai berkeliling
berharap ada yang menggunakan jasaku hingga ada dua cewe bule yang mendekatiku
“excuse me? Can you take a picture of us?” sahutku “yes I can, it just 30k
rupiahs” “okay do it well please”. Mereka memintaku untuk melakukan yang
terbaik namun titidku tidak membaik, tak lama kemudian aku pun selesai memfoto
mereka lalu mata mereka tertuju pada titidku namun aku hanya tersenyum dan
meminta bayaran. Jujur aku malu sebenarnya namun yang mau bagaimana lagi, sudah
cukup lama aku menjadi seorang fotografer jadi apapun yang terjadi aku harus
profesional yang lebih dari itu aku anggap sebuah bonus. Tak lama kemudian aku
menerima telefon dari temanku Mas Budiman yang merupakan sesama fotografer “bob
kamu lagi dimana?” sahutku “aku lagi di pantai ini mas ada apa ya mas?” “ini
besok ada pemotretan tapi kaya nya mas besok ga bisa jadi kamu aja yang gantiin
mas ya bisa kan? Simple kok cuma satu orang cewe dia cuma mau difoto sendirian
aja “oke mas bisa kok bisa” sahut mas budiman “oke kalau gitu mas percayakan ke
kamu ya sebentar lagi mas kirim alamat nya”
Keesokan hari nya aku pun pergi menuju alamat yang
dikirimkan oleh mas budiman kepadaku, tak lama kemudian aku sampai di alamat
tersebut ternyata sebuah rumah mewah dengan pintu pagar kayu yang tinggi namun
aku tidak melihat siapa – siapa. Tak lama kemudian pagar tersebut terbuka dan
aku pun kaget lalu keluar lah seorang cewe cantik berkulit putih menggunakan
kaos krim dan menggunakan celana hot pants berwarna hijau, ternyata ia gadis
lokal di daerah sini bukan bule padahal sebelum nya aku mengira kalau klienku
ini bule. Ia berkata kepadaku “mas fotografer yang saya pesan kemarin yah?”
sahutku “heheh iya mbak” “wah bagus deh kalau begitu kita langsung ke pantai
aja ya” sahutku kembali “oke baik mbak, tapi mbak gitu aja?” “iya mas hehe
gapapa kan?” “hehe iya gapapa mbak”. Setelah aku perhatikan ternyata klien ku
ini seperti nya ia tidak menggunakan celana dalam karena bentuk memek nya kelihatan
dengan jelas, tentu aku jadi salah fokus dan selalu memperhatikan ke arah memek
nya. Titidku pun jadi ngaceng melihat nya begitu, aku pun membonceng nya dengan
menggunakan sepeda motor, namun setelah di pantai tetap saja aku tidak fokus
dibuatnya. Sepanjang perjalanan menuju pantai aku selalu saja memikirkan bentuk
memek nya tersebut dan ingin merasakannya segera.
Tak lama kemudian kami pun sampai di pantai sementara itu
ia menunjukkan spot – spot foto yang bagus dan ada beberapa di balik tebing
yang sepi orang, aku berusaha profesional meskipun titidku sudah tidak karuan
kembang kempis. Aku meminta nya berpose dengan baik lalu ada beberapa gerakan
yang aku rasa kaku aku perbaiki biar bagus. Hingga beberapa foto sudah aku
ambil sesuai keinginannya tinggal beberapa pengambilan terakhir yaitu di balik
tebing sambil disuguhi oleh sunset, kami berdua pun berjalan menuju kesana “mas
ke tebing yang sana aja ya soal nya sunset nya bagus” aku melihat tebing itu
sepi dan tidak ada orang disana langsung terpintas dibenakku “apa aku kentot
aja dia ya soal nya sepi dan sama sekali tidak ada orang yang lewat disana”.
Titidku pun semakin tidak karuan dan ingin sekali segera menerkam nya namun aku
masih berfikiran positive, tiba lah kami di tebing tersebut aku sama sekali
tidak melihat sunset dan hanya tebing hitam dan sepi lalu aku bertanya “loh
mbak tapi disini gk ada sunset nya?” “hehe iya hd hhhmmmmpppsssshhhmass mulut
aku kok ditutup?” karena aku sudah tidak tahan melihat nya aku pun mendekap nya
dari belakang lalu menutup mulut nya lalu melecehkannya sambil meremas – remas
gunung kembar nya “maaf ya mbak aku gak tahan melihat kamu dari tadi” aku pun
membawa nya ke gua yang agak gelap lalu merebahkannya di pasir. Ia berkata “mas
sebenarnya aku tuh sengaja bawa kamu ke tempat kaya gini terus ga pake celana
dalem biar kamu ga fokus lalu kita bisa ena – ena” dengan sigap aku berkata
“yaudah ayolah gasss” aku mencium bibir nya dengan lembut dan bernafsu
“sslluurrppp…sssllurpppp…ssllluurrppp….eehhhppp…ehhhppp…..eeehhhhp” ia pun membalas
ciumanku serta mengemut lidahku dengan amat sangat berutal “sslluurrppp…sssllurpppp…ssllluurrppp….eehhhppp…ehhhppp…..eeehhhhp”
aku merasa sangat beruntung sekali bertemu dengan nya ternyata ia juga sosok
wanita yang hyper sex. Tanganku pun mulai meraba – raba dan meremas - remas
gunung kembar nya, begitu nikmat sekali gumamku pengalaman sex pertamaku begitu
indah, aku membuka bh nya dan mengemut pentil nya
“sssllluuuurrpppp….ahhhhh…ahhh…sssllluuurrpppp…aahh enak bgt tetek kamu mbak”
aku terus menerus memainkan pentil nya dengan jariku lalu meraba memek nya yang
tidak menggunakan celana dalam tersebut, aku kaget ternyata memek nya tidak
berbulu hmmm aku makin senang sekali seperti di surga rasanya.
Lumayan lama aku memainkan memek nya kini aku menjilat
dan menghisap memek nya “Slluuurpppp….ehhhhppp…..ssslluuurrppp…ehhhppp…eeeehhhhhp”
ia merasa keenakan dan berkata “aahhh….ahhhh…aaaa…jilatin terus memek aku
mas…ahhh…ahhh..aaaa”. Mendengarnya berkata seperti itu malah membuatku semakin
birahi karena nya, aku pun berinisiatif memasukkan titidku ke mulut nya lalu
disepong oleh nya
“plok….koplok…plok..koplok..plokkk…..koplok….plokkk..koplokkk….plokkkk..koplokk”.
Benar – benar brutal sekali dan peju ku pun aku buang di gunung kembar nya
‘aaaakkkhhhh…legahh” setelah itu aku lanjut memasukkan titidku ke memek nya
yang sedari tadi ternyata sudah membecek dengan parah sampai sedikit berbau
khas memek si mbak nya
“plok….koplok…plok..koplok..plokkk…..koplok….plokkk..koplokkk….plokkkk..koplokk”
aku pun juga mendesah keenakan “ahhhh…aahhhh..ahhh”. Aku terus bermanuver
dengan titidku karena besok – besok aku belum tentu bisa kaya gini gumamku
“plok..plokkk..plokk” merdu sekali suara tabrakan pantat nya dan betisku,
setelah sekian lama hampir 2 jam aku menidurinya peju ku pun keluar di perut
nya. Aku merasa sangat legah rasa penasaranku terbayarkan oleh nya akan tetapi
pinggangku mau patah rasanya tak lama kemudian ia minta dibelikan minuman
mineral yang berukuran besar 3 buah dan langsung membelikan nya “nih mbak
minuman mineral nya “iya mas makasih ya”. Kami berdua pun membilas diri kami
setelah habis ena – ena tadi lalu tiba - tiba mbak nya bertanya “mas berapa
biaya foto nya?” sahutku “oalah gausah mbak dengan begini aja saya udah enak
hehe” “yaudah kalau begitu besok – besok kita hunting foto lagi ya tapi jangan
disini takut nya dilihat orang” “iya mbak” perasaan ku campur aduk sekaligus
senang sekali bisa merasakan tubuh wanita secantik ini. Semenjak kejadian itu
kami pun jadi sering hunting foto lalu setelah nya kami cek in di hotel lalu
ngentot dengan brutal. TAMAT
Komentar
Posting Komentar