Laboratorium Menjadi Saksi Bisu

 


            Perkenalkan namaku Irfan aku salah satu mahasiswa jurusan teknik kimia di salah satu kampus x yang ada di kota Jakarta, keseharianku sebagai mahasiswa adalah belajar terutama bagi sebagian orang menganggap kalau jurusanku itu adalah jurusan yang sulit. Teknik kimia pada dasar nya dipelajari untuk mengetahui kadar apa yang terkandung dari sebuah produksi dan induksi pada sebuah pabrik serta apa dampak yang dihasilkan oleh tindakan tersebut, menjadi seorang yang ahli di bidang kimia merupakan cita – citaku sejak lama makanya aku selalu serius dengan bidang yang aku tekuni ini. Dalam seminggu aku ada 5 kali masuk ke dalam lab untuk belajar begitu juga dengan teman – temanku yang lain, namun dalam satu kelompok aku sering dipasangakan dengan Safira yang merupakan cewe yang cantik serta sholeha. Aku sangat senang bila dipasangkan dengan safira karena ia begitu cantik dan imut namun sayang cintaku pernah ditolak oleh nya sehingga mengharuskanku untuk sadar diri seketika, terlebih lagi banyak sekali cowo – cowo di luar sana yang mengincar nya bahkan ada yang langsung terus terang akan mengajak safira menikah selepas ia tamat kuliah. Namun tampak nya safira belum siap untuk menikah karena ia masih ingin fokus meniti karir sebagai seorang sarjanawan yang ahli di bidang teknik kimia. Sesekali aku pun berkhayal bisa menikah dengan safira yang cantik dan imut tersebut, karena sekali aku ditolak lantas tidak membuatku langsung menyerah begitu saja suatu saat nanti aku akan bersama nya. Setelah kami belajar di lab kami biasa nya duduk bersama sambil mengobrol di kantin “eh kita pergi ke kantin yuk haus, terus laper juga nih” lalu kami pun pergi ke kantin untuk menyembuhkan rasa haus dan lapar kami.

               Setiap malam ketika aku tidak bisa tidur aku biasa nya menonton video bokep untuk masturbasi sambil membayangkan wanita yang sebagai pemeran tersebut adalah safira cewe yang aku suka, aku terkadang merasa bersalah melakukan hal seperti itu tanpa sepengetahuan nya. Aku tidak tahu apa reaksi nya ketika ia tahu kalau aku sering membayangkan diri nya lalu melakukan hubungan suami istri dengan nya, aku yakin sekali dia akan marah maka dari itu aku tidak akan pernah memberitahukannya. Sesekali aku berimajinasi kalau di suatu masa aku dan safira hanya berdua di laboratorium dan aku dapat berbuat sesuka hati namun seperti nya itu hanyalah sebuah hayalan belaka saja. Setelah aku puas masturbasi pejuku pun keluar lalu aku mengelap nya dengan tisu lalu kemudian aku tertidur karena sudah lemas mengeluarkan sperma.

            Keesokan hari nya seperti biasa aku masuk ke lab untuk belajar karena memang hari ini adalah salah satu jadwal dalam seminggu, aku berusaha fokus dan melupakan kejadian tadi malam di dalam imajinasiku namun tetap saja aku tidak bisa fokus melihat wajah safira lalu tanpa sengaja aku membayangkan safira sedang menyepong titidku hingga salah satu cairan kimia mengenai pergelangan tanganku. Satu ruangan kaget serta bingung tak biasa nya aku seperti ini lalu dengan cepat mereka memberikan air rendaman deterjen lalu dengan cepat aku pun merendam tanganku ke dalam rendaman deterjen itu. Lalu kemudian safira tiba – tiba memegang tanganku aku pun kaget sekaligus senang karena ia peduli denganku “fan tangan kamu baik – baik aja kan?” sahutku “engga gak papa kok fir”. Dosenku pun berkata kepadaku “kalau apa kamu duduk aja dulu nak sambil memperhatikan saja soal nya kalau dipaksa entar tangan kamu tambah luka” aku pun hanya duduk saja sambil memperhatikan teman – temanku yang sedang praktek.

            Waktu sudah menunjukkan waktu nya untuk pulang karena hari ini hanya 3 sks saja namun aku memutuskan untuk pulang karena minggu depan kami masuk ke lab lagi, jadi aku memutuskan weekend aku gunakan untuk beristirahat di kos saja. Tak lama kemudian aku pun sampai di kos aku beristirahat namun tiba – tiba terbesit dibenakku untuk mengajak safira hari minggu pagi ke lab dengan alasan minta temenin mengambil salah satu barang lalu memaksa nya untuk ngewe denganku. Aku pun mencoba memberanikan diri untuk mengajak nya pada hari minggu ke lab minta ditemenin lewat pesan singkat dan ternyata safira pun mau, setelah itu aku senang sekali serta tidak menyangka kalau safira mau menemaniku besok ke lab.

            Keesokan hari nya pun tiba aku berjanji bertemu di depan ruangan lab ternyata aku duluan yang sampai, kebetulan aku juga dipercayakan oleh dosenku untuk memegang satu kunci lab setelah itu aku pun masuk ke lab sambil menunggu safira. Aku pun mengirim pesan kepada safira “fir entar kamu masuk aja ya aku di dalam” lalu tak lama kemudian safira pun datang dengan hijab hitam serta wajah nya yang imut dan cantik tersebut “fan kamu mau ambil barang apa sih?” sahutku “eh fira iya nih fir” sambil aku mengunci pintu “lah terus kenapa pintu nya dikunci?” “enggaa..gapapa” dengan cepat aku memegang kedua pundak nya lalu mencium bibir nya namun ia merasa risih “ehh..ehhhmmmpphhh jangann fannnn kamu kok ginii siii” aku tidak memperdulikan nya “sssslllllluuurrrrppp…hmmmpphhh….aahhh enak banget bibir mu fir” aku menciumi bibir nya dengan sangat bernafsu namun ia mencoba melepas ciumanku lalu aku pun kesal aku pun mendorong nya ke matras lalu kembali menciumi nya “hmmphh…slllluurrrp” aku terus saja mencium bibir nya “hmmmpphhh…fan..ya..allah fan jangan..ssllluurrrppp” tangis safira pun pecah lalu aku menarik rambut nya namun ia memalingkan wajah nya dari wajahku namun aku menatap nya dengan mata pria hidung belang.

            Selagi aku asyik menciumi bibir nya aku pun mulai membuka kancing baju safira perlahan – lahan namun safira berteriak minta tolong “tolongggg…tolonggg…tolonggg” aku kesal lalu aku menyumpal mulut safira dengan lakban, kini safira tak lagi suara nya terdengar dengan jelas hanya suara yang tidak karuan. Setelah semua kancing baju nya terbuka, dengan begitu jelas dua gunung kembar putih yang terpampang dengan nyata dibalut bh hitam yang membuatku tak sabar untuk membuka nya. Lalu aku pun membuka bh safira dan benar saja aku kagum dengan gunung kembar safira yang begitu jelas sekali aku pun langsung mengemut serta meremas – remas kedua gunung kembar nya, “sssllllurrrrppp…ssssrrroooottt…sroottt…slurp” begitu nikmat gunung kembar milik safira, sementara itu ia hanya bisa menangis menerima takdir nya dinikmati olehku. Aku kembali meremas – remas kedua gunung kembar nya safira “sssllluurrrppp..hhhmmmppppphhhh…sssllluurrpp..sllluurrppp…hmmmppphh” karena aku merasa sudah puas dengan kedua gunung kembar safira aku pun menarik rok nya yang berwarna hitam lalu melepas nya sambil tangan kiriku menahan kedua tangan nya agar aku leluasa menyodok memek nya.

            Aku membuka celana dalam safira lalu melihat memek nya yang tidak berbulu tentu saja aku kaget lalu dengan segera aku menjilat serta menyeruput memek nya yang wangi tersebut “sssllluuuurrrrpp…ahhhh…eehhhpppp….eehhhpp..memek mu kenyal banget fir hahaha..aahhh” aku sangat menikmati memek nya safira, setelah aku melihat memek nya safira sudah becek aku langsung menyodok memek nya dengan titidku ternyata safira masih perawan jadi sedikit sulit bagiku untuk memasukkan titidku “aahhhh…aahhhhh..ahhh” aku mendesah keenakan karena ia masih perawan lalu tak lama kemudian memek ya mengeluarkan darah tentu saja hal itu membuatku panik, setelah itu aku mencari kain untuk mengelap memek nya yang berdarah tersebut. Setelah aku mengelap memek nya aku menyodok lagi memek nya dengan titidku “plok…plok…plok…srott..srott…plok…srott..plok..plok…srott…plok..plok…plok” sahut safira “ahhhh…huuuuu…sakittt fannnn jangann fann” sambil menangis namun aku tetap saja tidak peduli aku pun terus menyodok memek nya “plok…koplok…plok…koplok…plok..koplok” lalu tak lama kemudian aku merasa sudah puas aku pun menembakkan pejuku ke perut nya lalu aku merasa legah “ahhhh…enak banget fiirrr”.

           Karena tidak tega melihat nya aku pun membuka lakban di mulut nya lalu ia duduk berlutut di sudut tembok, aku mencoba memegang tangan nya namun ia menepis tanganku karena aku lumayan kesal karena ditepis terus aku pun memeluk nya meskipun ia keberatan lalu berkata “aku bakal tanggung jawab kok tenang aja” tetap saja safira merasa sedih dan tidak mendengarkanku lalu aku tetap menemani nya karena aku memang benar – benar menyukai safira namun ia tidak suka padaku jadi aku memilih jalan pintas ini yaitu mengentoti nya. Semenjak kejadian itu perlahan safira pun menerima kenyataan yang terjadi namun aku terus mendampingi nya dan berjanji akan terus bertanggung jawab meskipun aku tidak tahu apakah aku akan benar – benar bertanggung jawab atau tidak yang pasti aku bisa menikmati tubuh nya kapan pun yang aku mau. TAMAT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Warung Colmek

Nongkrong Di Kampus

Goyangan Janda Kontrakan