Aku Menyesal Liburan Di Kampung
Waktu berlibur memang
paling menyenangkan apabila pergi ke pedesaan atau perkampungan karena bisa
bertemu kerabat dan sanak saudara yang ada di kampung, kebetulan sekali
kampungku adalah sebuah perkampungan yang dikelilingi pepohonan sawit di
sekitarannya. Jadi setiap kali aku berlibur pasti ikut dengan ayah untuk
melihat pepohonan sawit yang begitu luas milik ayahku sekitar 30 hektar luas
nya, ayah sendiri berkata suatu saat nanti sawit yang ia miliki akan diwariskan
ke adikku yang cowo nomor 2. Harus aku akui kesal mendengar ayah berbicara
seperti itu namun aku juga tersadar kalau aku adalah seorang cewe yang nanti
nya akan mengikuti suami. Sebelum itu izinkan aku memperkenalkan diri terlebih
dahulu perkenalkan namaku Dila dan saat ini aku sedang duduk di bangku kelas 2
SMA di salah satu sekolah di kota X.
Umurku dan adikku hanya terpaut satu tahun saja jadi
kurang lebih pembahasan dan pergaulan kami tidak jauh berbeda, namun
akhir-akhir ini aku sempat khawatir dengan adikku sebab ia sudah mulai pintar
cinta-cintaan dan sempat beberapa kali terdengar olehku kalau ia sudah memiliki
pacar. Aku tidak setuju kalau ia memiliki pacar di usia nya saat ini karena
masih rentan terpengaruhi termasuk hal yang berbau dengan seks, namun tetap
sajah ayah selalu membela nya karena ia adalah anak satu-satu nya cowo yang
akan meneruskan marga. Aku pernah memergoki adikku sedang menonton video porno
di kamar nya saat hendak memanggilnya sontak saja hal itu membuatku kaget dan
juga aku melihat ia sedang mengkocok-kocok titid nya. Melihat ia seperti itu
aku menjadi agak takut karena hal tersebut tentu saja bisa merusak otak nya dan
menjadi pria yang mesum di kemudian hari, karena tidak jadi memanggilnya aku
pun mengirimkan pesan melalui chat whatsapp agar segera ke dapur untuk makan
siang.
Hari libur pun telah tiba aku diminta oleh ayahku untuk
pergi dengan adikku ke kampung untuk menemui nya, kebetulan ibuku sudah
meninggal 2 tahun yang lalu jadi mau tidak mau aku sesekali aku harus
menggantikan peran ibu untuk menjaga adikku. Memang aku kerepotan jika harus
mengurus adikku karena ia juga nakal namun tetap saja ayah membela nya dan
menimpa kesalahan ini kepadaku hingga terkadang aku capek lalu menangis seorang
diri di kamar, karena hanya aku seorang wanita sendiri di keluarga aku pun
harus bersabar dengan kenyataan pahit ini dan ingin rasanya keluar dari
keluarga ini. Menurutku secara pribadi keluargaku yang sekarang ini adalah
keluarga yang toxic sehingga keluar dari rumah serta jauh dari keluarga adalah
pilihan yang terbaik.
Perjalanan yang cukup panjang serta melelahkan sekitar 9
jam akhirnya aku dan adikku sampai di persimpangan, lalu di jemput oleh ayah
untuk pergi ke perkampungan tempat dimana ayah memiliki ladang sawit. Sesampai
nya di rumah singgah milik ayah, kami berdua pun diajak ayah untuk melihat
pepohonan sawit yang sebentar lagi akan panen, aku melihat begitu besar buah
sawit milik ayah dan tumbuh begitu subur. Terlihat jelas sekali raut wajah ayah
yang begitu sangat senang dengan pertumbuhan sawit miliknya sesuai dengan apa
yang ia harapkan, tak lama kemudian ayah pun meninggalkan kami “Dila, Jordi
ayah pergi dulu ya soal nya ayah barusan ditelfon orang pupuk kalian baik2 yang
disini kalau apa balik aja ke rumah singgah, udah tahu jalannya kan?” sahutku
dan adikku jordi “iya yah”. Setelah puas melihat perkebunan sawit milik ayah
aku dan adikku jordi pulang ke rumah singgah untuk beristirahat.
Tibalah kami di rumah singgah aku pun langsung pergi ke
kamar mandi untuk membersihkan tangan serta kaki lalu pipis, entah mengapa
jordi langsung mengetuk pintu kamar mandi “kakkk…cepatt..kakkk…jordi udah gak
tahan” sahutku “iya bentar jor kakak bentar lagi udahan”. Aku pun keluar dari
kamar mandi melihat jordi sudah tidak memakai celana hanya kaos saja dan titid
nya berdiri dengan tegak, aku kaget melihat adikku bertingkah seperti itu namun
ia hanya bisa tersenyum saja. Aku ketakutan melihat adikku bertingkah seperti
itu lalu ia memelukku dan memegang tanganku lalu memaksaku untuk memegang titid
nya, jelas saja aku tidak mau diperlakukan seperti itu apalagi dilakukan oleh
adikku sendiri. Ia pun mengeluarkan senjata pamungkas nya yaitu melaporkan hal
tersebut kepada ayah dengan tuduhan aku telah berbuat kasar kepada nya, aku pun
hanya bisa terdiam karena jika aku melawan aku pun percuma hingga aku hanya
bisa diam. Ia kembali memelukku dan memintaku untuk mengkocok titid nya.
Terpaksa aku melakukan itu dari pada aku harus diusir
oleh ayahku dari keluarga ini aku pun mengkocok titid adikku sendiri, sembari
memelukku ia juga meremas-remas kedua gunung kembarku yang tergolong tidak
besar tersebut namun adikku tetap saja bernafsu melakukannya. Setelah ia puas
meremas-remas kedua gunung kembarku ia pun menarikku ke kamar lalu mengunci
pintu kamar tersebut, ia pun memintaku untuk menyepong titid nya dan tentu saja
aku merasa jijik melakukannya namun ia memaksaku melakukkannya lalu aku pun
menuruti permintaan nya tersebut
“plokk…plokkk…plokkk…sssllluurrrppp…plokk…aaahhhhmmm” aku meminta adikku untuk
menyudahi kelakukannya namun ia tetap saja menolakknya dan terus memintaku
menyepong titid nya “plok…koplok…plok…koplok…plok…koplok…plokkk” aku merasa
jijik dan bau amis “plokk…ouuhhggggppppp…ahhhhh….huuweeekkkk” ternyata peju nya
keluar dan aku memuntahkan peju adikku ke lantai namun ia sangat terlihat
dengan girang melihatku seperti itu “dekkk….udahh dekkk…kakak…gak…kuat” sahut
adikku “kakak bisa aku laporin ke ayah loh” lagi-lagi aku terdiam dengan
perkataannya seperti itu.
Setelah itu ia memintaku untuk menungging akan tetapi aku
tidak mau namun ia langsung menarik kedua celanaku dan melihatku sudah separuh
telanjang, kataku kepada nya “kamu tahu dari mana perbuatan kotor ini ha?”
sahut adikku “dari film bokep hehehe” ia pun mencoba memasukkan titid nya ke
memekku dan aku merasa kesakitan “ahhhhhh…udahh dekkk gak tahan kakak” karena
aku masih perawan tentu nya adikku kesulitan memasukkan titid nya ke memekku
lalu ia berusaha memasukkan titid nya perlahan
“sreettt…sreetttt…sreettt..aahhhh udah” berkali-kali ia gagal memasukkan
titidnya lalu tak lama kemudian darah keluar dari memekku dan disaat itu juga
aku menangis karena keperawananku sudah direnggut oleh adikku sendiri yaitu
jordi.
Ia pun memasukkan titid nya ke memekku karena merasa
sudah lebih mudah memasukkan nya ia pun bermanuver dengan cepat
“plok…plok…koplokk…plokkk…koplok” aku hanya bisa meringis kesakitan sambil
menungging. Hal yang selama ini aku takutkan terjadi ternyata benar terjadi
“plok…koplok…ahhh..ahhhh…udahh dekk sakitttt…plokkk…koplokk” setelah ia merasa
puas dengan gaya menungging ia pun memintaku untuk berbaring telentang. Lalu
setelah itu ia menarik kaos dan bra milikku lalu terlihat lah penampakan kedua
gunung kembar milikku yang kencang dan masih ranum, kali ini ia menggenjot
memekku sambil menyusu dan juga meremas-remas kedua gunung kembarku secara
bersamaan. Meskipun memekku sudah berdarah ia terus saja menggenjotku tanpa
ampun “plokkk..plokkk..ahhhh….plokkkkk…aahhhhh” aku meringis kesakitan dan
meminta ampun. Jujur aku tidak menyangka kalau adikku punya fikiran untuk
ngentot denganku.
Aku sudah tidak tahu harus berbuat bagaimana lagi selain pasrah dan berserah dengan kejadian ini semua, ia adikku begitu bernafsu sekali "ehhhpp…slllurrrr…ahhh…susu mu enakk kak dila…ahhh…sssllllurrrrpp” ia berkata seperti itu di depanku, sungguh tega sekali adikku yang satu ini memperlakukan kakak nya seperti ini gumamku lalu ia pun terus saja menggenjotku“plokk….koplokk…srrrooottt…..sssrrotttt…srottt…plok…plokkk..plokkk....koplokkk..ahh” lalu tak lama kemudian ia menembakkan peju nya ke wajahku “ahhhh…enakk…puass banget kak”. Aku hanya bisa terdiam tidak bisa berkata apa-apa lalu tak lama kemudian ponsel adikku berbunyi lalu mengatakan kalau ayah akan pulang malam, aku hanya berdiam diri di kamar lalu bersikap murung. Semenjak kejadian itu aku terpaksa harus melayani nafsu bejat adik kandungku sendiri kalau tidak aku akan dilaporkan ke ayah, aku berharap suatu hari nanti bisa pergi jauh dari keluarga ini dan hidup bersama pria yang mencintaiku apa adanya dan mau menerima kekuranganku. TAMAT
Komentar
Posting Komentar